Rabu, 24 Februari 2016

Seputar Kelembaban Udara

Tahukah anda bahwa sesungguhnya udara yang kita hirup sehari-hari memiliki berbagai macam gas yang terkandung didalamnya? Ya, tentu saja, banyak sekali jenis gas yang terdapat di udara ini. Uap air menjadi salah satu penyusunnya. Bagaimana kita tahu jumlah air di udara? Terdapat satu besaran yang dinamakan kelembaban udara. Kelembaban udara adalah besaran yang digunakan untuk menunjukkan jumlah air yang terdapat di udara. Namun kelembaban udara memiliki beberapa jenis bergantung dari satuan dan komparasinya. Tahukah kita definisi sesungguhnya? Mari simak pembahasan berikut.

1.       Kelembaban absolut (absolute humidity)
Misalkan kita memiliki suatu volume udara yang menempati suatu ruang. Maka didalam ruang tersebut terdapat berbagai macam gas penyusun dengan komposisi tertentu. Salah satunya adalah uap air. Kelembaban absolut memiliki arti yaitu perbandingan antara massa uap air dengan volume udara. Maka jika kita ingin mengetahui kelembaban absolut suatu ruangan, maka kita akan membandingkan antara massa uap air (g) terhadap volume ruangan tersebut (m3).

2.       Kelembaban spesifik (Specific humidity)
Kelembaban dapat di tunjukkan dengan menghiraukan perubahan volume suatu parsel udara. Kelembaban yang ditunjukkan dengan membandingkan massa uap air terhadap total massa udara disebut kelembaban spesifik. Kelembaban spesifik bervariasi tergantung dari derajat lintangnya. Kelembaban spesifik tertinggi ada di daerah tropis yang hangat. Hal ini menunjukkan pula bahwa udara yang hangat di gurun menyimpan lebih banyak uap air daripada kutub yang dingin. kelembaban spesifik dinyatakan dalam g/Kg.

3.       Mixing ratio
Setelah membandingkan massa uap air dengan massa udara total, kita juga dapat membandingkan massa uap air dengan massa udara kering. Arti dari udara kering adalah dengan menghilangkan massa air total dari parsel udara tesebut. Mixing ratio dinyatakan dalam g/Kg.


4.       Kelembaban relatif (Relative humidity)
Kelembaban relatif (RH) adalah besaran yang paling sering digunakan untuk menunjukkan jumlah uap air di udara. Namun, besaran ini sering di salah artikan karena jumlahnya yang berubah-ubah. Definisi sesungguhnya adalah, perbandingan antara jumlah uap air dengan jumlah uap air pada kondisi jenuh. RH banyak dipengaruhi oleh temperatur udara setempat dan jumlah uap air di lokasi tersebut.



Minggu, 21 Februari 2016

Jenis Awan

         Di kehidupan sehari-hari, mungkin kita sering merasa takjub. Saat melihat ke langit dan melihat barisan awan yang begitu indah. Ataupun saat kita mendaki gunung, saat kita berada di ketinggian tertentu, kita melihat lautan awan yang menutup permukaan bumi sehingga kita tidak bisa melihat lagi permukaannya. Memang awan adalah ciptaan Allah yang begitu indah. Allah telah mendesain perputaran (siklus) air sehingga menjadikan awan menjadi salah satu fase siklusnya. 
awan memiliki beragam bentuk dan jenisnya, begitu pula potensi hujan yang dimilikinya. Berikut ini adalah pembagian awan tersebut.
1.       Berdasarkan bentuknya
a.       Awan Cumulus
Awan Cumulus memiliki bentuk yang bergerombol, baik sedikit maupun banyak, dan berbentuk seperti Bunga Kol. Awan ini terkadang hanya berukuran kecil seperti gumpalan salju saja, namun bisa juga berukuran besar saat awan cumulus ini terkumpul.
b.      Awan Stratus
Awan stratus adalah jenis awan yang menutup seluruh langit. Dasarnya biasanya rapi dan halus jika dilihat dari bawah. Awan ini tersebar tipis di seluruh langit.
c.       Awan Cirrus
Awan cirrus adalah awan yang tipis berserat seperti bulu ayam. Biasanya hanya sedikit menutup langit dan berisi kristal-kristal es karena letaknya yang tinggi.
2.       Berdasarkan ketinggiannya
a.       Awan rendah
Awan rendah adalah awan yang berada pada ketinggian 0 meter hingga 2000 meter. Awan ini dinamai dengan menggunakan awalan strato. Contohnya adalah Stratocumulus, Stratus, dan Nimbostratus.
b.      Awan menengah
Awan menengah adalah awan yang berada pada ketinggian 2000 meter hingga ketinggian 7000 meter. Awan ini dinamai menggunakan awalan Alto. Contohnya adalah Altocumulus dan Altostratus.
c.       Awan tinggi
Awan tinggi adalah awan yang berada pada ketinggian diatas 7000 meter. Awan ini dinamai menggunakan awalan Cirro. Contohnya adalah Cirrus, Cirrostratus, dan Cirrocumulus

Berikut ini adalah jenis-jenis awan yang sering terjadi dan telah diamati oleh para observer di seluruh dunia.
1.       Cirrus (Ci)
Cirrus adalah awan yang memiliki ketinggian paling tinggi diantara semua awan. Awan ini berbentuk seperti bulu ayam atau bulu burung yang tipis. Komposisi awan ini kristal-kristal es karena letaknya yang tinggi. Awan ini dapat terbentuk dari puncak awan Cumulonimbus yang telah hilang dan terbagi menjadi awan rendah, menengah dan tinggi. Awan ini biasanya terlihat saat pagi hari dan cuaca cerah.

Cirrus
Cirrus











2.       Cirrocumulus (Cc)
Awan Cirrocumulus adalah awan cumulus dengan ketinggian diatas 7000 meter. Bentuknya sama dengan awan cumulus pada umumnya namun karena letaknya yang tinggi menjadikan awan ini terlihat sangat kecil dari permukaan. Awan ini terlihat seperti bintik-bintik putih yang menyebar.


Cirrocumulus
Cirrocmulus











3.       Cirrostratus
Cirrostratus adalah awan stratus yang berada pada ketinggian diatas 7000 meter. Awan ini dapat menimbulkan halo, yaitu lingkaran berwarna pelangi yang melingkar di sekitar matahari. Terjadinya halo diakibatkan oleh adanya pembiasan akibat sinar matahari melewati kristal-kristal es yang terdapat pada awan ini. Halo dengan diameter lebar menjadi indikasi bahwa cuaca cerah, namun apabila diameternya kecil menjadi indikasi bahwa akan terjadi hujan.


Cirrostratus
Cirrostratus












4.       Altocumulus (Ac)
Altocumulus adalah awan cumulus yang masuk pada keteori awan menengah. Ketinggiannya berkisar antara 2000-7000 meter. Awan ini terdiri dari tetes-tetes air yang tidak terlalu tebal. Terkadang altocumulus bercampur dengan altostratus sehingga menyulitkan pengamatan. Altocumulus juga termasuk dalam awan yang berpotensi hujan jika berkumpul menjadi gabungan awan yang besar. Dari permukaan bumi, altocumulus kadang terlihat seperti sisik ikan yang berderet-deret dengan ukuran lebih besar dari Cirrocumulus. Dalam bentuk lain awan ini juga mirip kastil sehingga diberi nama Altocumulus Castellanus.



Altocumulus
Altocumulus











5.       Altostratus (As)
Altostratus adalah awan stratus yang masuk pada kategori awan menengah. Awan ini biasanya berwarna abu-abu tipis dan menutup seluruh langit hingga berkilo-kilometer. Terkadang awan ini sulit dibedakan dengan bentuk awan tingginya yaitu cirrostratus. Namun ada beberapa hal yang dapat menjadi perbedaan. Antara lain awan ini lebih tebal dari cirrostratus, artinya matahari akan lebih sulit menembus awan ini meskipun saat kita melihat langit kita akan tahu dimana posisi matahari tersebut. Halo yang hanya terjadi pada cirrostratus juga dapat menjadi salah satu indikator awan ini. Bila awan ini menurunkan hujan maka selanjutnya awan ini diberi nama Nimbostratus (Ns)


Altostratus
Altostratus












6.       Nimbostratus (Ns)
Nimbostratus adalah awan stratus yang tebal, berwarna abu-abu gelap, dan menurunkan hujan. Hujan yang diturunkan awan ini biasanya hanya ringan atau sedang dengan durasi hujan yang panjang. Namun akan berbeda jika awan ini bercampur dengan awan Cumulus atau awan Cumulonimbus. Awan ini tersebar dengan cakupan wilayah yang lebar. Matahari tidak dapat menembus awan ini. Oleh sebab itu, saat kita melihat lingkungan di bawah awan ini, kita tidak akan melihat bayangan.


Nimbostratus
Nimbostratus dengan virga












7.       Stratocumulus (Sc)
Stratocumulus adalah awan yang termasuk awan rendah. Awan ini hampir sama dengan awan cumulus. Awan ini terbentuk dari kumpulan awan cumulus humilis (kecil) yang bergabung menjadi awan yang berukuran sedang. Salah satu ciri awan ini yaitu memiliki ukuran yang lebar, lebih lebar dari cumulus humilis, namun tidak terlalu tebal. Awan ini jarang menimbulkan hujan, namun saat awan ini berkumpul dapat menjadi awan stratus yang menutup seluruh langit dan menurunkan hujan.

Stratocumulus

Stratocumulus


8.       Stratus
Stratus adalah awan rendah yang menutup seluruh langit. Awan ini tampak seperti kabut yang dekat dengan permukaan bumi. Terkadang sulit membedakan awan ini dengan Nimbostratus, namun ada perbedaan yang patut dicermati. Pertama adalah tinggi dasar awan stratus umumnya lebih rendah dari awan Nimbostratus. Begitu pula dengan potensi hujannnya. Nimbostratus menurunkan hujan antara rendah hingga sedang, sedangkan stratus hanya menurunkan Drizzle.


Stratus
Stratus











9.       Cumulus (Cu)
Awan Cumulus termasuk awan konvektif yang memiliki potensi hujan tinggi. Awan ini memiliki berbagai ukuran. Cumulus Humilis (kecil) biasanya tidak menimbulkan hujan. Cumulus Humilis, di pagi hari, biasanya hanya bergerak mengikuti arah angin hingga bertemu dengan awan-awan lain. Namun saat awan ini berkumpul, saat siang hari, dan membentuk awan yang sedang (Mediocris) atau besar (Conngestus) maka awan ini memiliki potensi hujan yang tinggi. Awan ini juga memiliki potensi untuk tumbuh menjadi awan Cumulonimbus saat membentuk tiang atau Towering Cumulus (Tcu).

Towering Cumulus
Cumulus Congestus











10.   Cumulonimbus (Cb)
Awan ini merupakan awan penghasil badai petir. Awan ini adalah hasil pertumbuhan dari awan Cumulus Congestus. Maka dari itu terkadang sulit membedakan awan Cumulus Congetus dengan Awan Cumulonimbus. Awan ini memiliki tinggi dasar awan yang rendah, hanya sekitar 600 meter, namun awan ini dapat menjulang tinggi hingga ketinggian 13000 meter. Puncak awan ini dapat membentuk landasan yang mengakibatkan puncak awan ini terlihat datar.

Awan ini melepaskan energi yang begitu besar sebagai akibat dari penguapan air dan atmosfer yang tidak stabil. Berbagai endapan dapat dikeluarkan awan ini mulai dari hujan, salju, bahkan rambun (Hail). Kilat dan petir merupakan ciri khas adanya awan ini. Saat anda melihat awan besar dan di saat bersamaan anda mendengar petir atau melihat kilat, maka dapat dipastikan yang anda lihat adalah awan ini. Di dasar awan ini sering terjadi turbulensi angin kuat dan bisa menyebabkan angin puting beliung yang menyebabkan pohon-pohon tumbang, bangunan roboh, dan kerusakan-kerusakan lain. Awan ini begitu ditakuti di dunia penerbangan.

Cumulonimbus
Cumulonimbus














Senin, 15 Februari 2016

Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016

                ­­­­­­­­­­­­­­Banyak orang telah familiar dengan kata Gerhana, baik gerhana matahari maupun gerhana bulan. Tentu  banya orang telah tahu artinya, yaitu tertutupnya suatu benda langit (matahari atau bulan) karena terhalang oleh lintasan benda langit lain yang berada di depannya.
                Dalam waktu dekat ini, tepatnya 9 Maret 2016, akan terjadi Gerhana Matahari Total (GMT) di Indonesia. GMT di Indonesia terbilang langka. Sebab dalam 20 kejadian gerhana dalam rentang waktu 2001 hingga 2020, hanya terdapat satu GMT dan dua gerhana matahari cincin yang dapat diamati di Indonesia.

                Tercatat ada 12 Provinsi yang akan dilewati oleh kejadian langka ini. Provinsi-provinsi tersebut adalah Bengkulu, Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara. Sedangkan untuk gerhana matahari sebagian (GMS) bisa dilihat di beberapa wilayah. Antara lain Padang, Bandung, Denpasar, Kupang, Manado, Banjarmasin, Surabaya, Jakarta, Pontianak, Makassar, dan Ambon.    

Lintasan Gerhana Matahari yang dilansir langitselatan.com
                Pemerintah tampaknya sangat jitu melihat momen ini. Melalui kementrian pariwisata, Indonesia mempromosikan wisata  GMT yang akan dilakukan oleh agen-agen wisata. Berbagai daerah telah juga telah mempersiapkan berbagai event untuk meramaikan turis baik domestik maupun mancanegara di daerah tersebut.
                Di Sumatera Selatana akan dilangsungkan Glowing Night Run dengan rute Bukit Siguntan sampai Benteng Kuto Besar. Berlangsung pula ritual komunitas supranatural dan performance budayapada 8 Maret di Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II. Pada 9 Maret diagendakan festival lomba foto Internasional, pertunjukan barongsai sepanjang 30 meter dan pelepasan lampion.
                Daerah lain yang juga akan mengalami GMT adalah Bengkulu. Agen-agen wisata Bengkulu mempromosikan Wisata Bahari untuk bisa melihat dan menikmati momen langka ini. Di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, akan diadakan berbagai festival antara lain festival gerhana atau Eclipse Festival. Festival ini akan diisi dengan pameran seni terutama budaya lokal, perkusi khas dayak, tariann kolosal, dan lainnya.
                Di Sulawesi Tengah akan diramaikan dengan berbagai aktivitas. Antara lain pergelaran seni, fashion show batik, lomba musik bambu, launching Festival Bahari Togean 2016, karnaval dokar hias, pameran kuliner, dan atraksi kesenian. Di Maluku Utara akan berlangsung gala dinner peserta GMT, Total Eclipse Run 10 Km, dan festival budaya Maluku Utara.
                Bagi anda yang ingin menyempatkan waktu untuk berlibur di lokasi-lokasi tersebut, pastikan anda tetap menjaga kebugaran tubuh anda. Sebab, beberapa lokasi jujukan wisata untuk mengamati GMT tersebut tergolong jauh.
                Daerah lain yang juga akan mengalami GMT adalah Luwuk, Sulawesi Tengah. Di kota yang berjarak 607 Km dari Kota Palu atau setara dengan 16 jam perjalan darat tersebut, GMT akan berlangsung cukup lama yaitu 2 menit 50 detik. Jika menggunakan pesawat, jarak tempuh Jakarta-luwuk berkisar antara 3-13 jam perjalanan, bergantung lamanya waktu transit maskapai penerbangan.
                Salah satu daerah yang tergolong jauh lagi adalah Maba, Halmahera Timur, Maluku Utara. Daerah ini  tergolong jauh bagi anda yang berada di Pulau Jawa. Penerbangan dari Jakarta menuju Maba membutuhkan waktu 5-12 jam tergantung lamanya waktu transit maskapai penerbangan. Namun daerah ini merupakan daerah yang sangat strategis baik dari waktu maupun lokasi. Disini anda diperkirakan dapat mengamati GMT selama 3 menit 17 detik.
               
Durasi waktu Gerhana Matahari Total yang dilansir langitselatan.com

                Oleh sebab itu, siapkan perlatan tempur anda sebelum terjun di lokasi agar momen istimewa ini tak terlewatkan begitu saja. Jangan lupa menyiapkan kacamata khusus untuk dapat melihat matahari. Kacamata ini terbuat dari polimer hitam ND 5 seymour dan frame double artpaper dengan ukuran 19,5 x 4 cm. Kacamata tersebut dapat mengurangi intensitas matahari hingga 100.000 kali sehingga anda bisa mengamati matahari dengan aman.
                Bagi anda para fotografer, yang ingin mengabadikan momen ini berupa foto maupun film pendek, persiapkan juga lensa supertele dan filter ND untuk mengurangi intensitas cahayan matahari yang masuk ke kamera. Banyak festival fotografi untuk menyambut GMT mulai dari lokal hingga internasional.
                Fenomena ini juga memikat banyak wisatawan mancanegara. Saat ini setidaknya ada empat kapal pesiar yang telah mendaftarkan diri melintasi Indonesia pada saat GMT. Yakni Orion Cruise milik National Geographic, Caledonian Cruise, Coral Princess Cruise, dan Peter Deilmann Cruise. Selain kapan asing, Pelni pun memiliki paket wisata dengan tiga kapal besar sebagai hotel terapung di Bangka Belitung, Palu, dan Ternate.
                Para peneliti dari dalam dan luar negeri juga turut bersiap menyambut GMT. BMKG memiliki rencana melakukan penelitian terkait pengamatan gravitasi, pengamatan GMT, maupun pengamatan medan magnet bumi di berbagai wilayah. Sementara itu berbagai lembaga dari luar negeri juga akan berpartisipasi. Antara lain NASA (AS), KARI (Korea), dan PICARD Space Mission/CNES (Prancis).
                Jadi dimanapun anda berada, luangkan waktu anda untuk mengamati keindahan GMT ini. Bagi anda yang bertempat tinggal di tempat-tempat yang dilalui GMT maka luangkan waktu bersama keluarga dan teman anda. Bagi anda yang sedang bekerja sempatkanlah untuk mengabadikan momen langka ini.  




Sabtu, 13 Februari 2016

Pembagian Iklim di Dunia

Matahari merupakan sumber energi utama bagi permukaan bumi. Tanpa adanya matahari permukaan bumi akan terus menerus mengalami penurunan suhu hingga menjadi planet yang membeku. Tentu saja kita haruslah bersyukur atas nikmat Allah ini karena dengan jarak matahari dan bumi yang begitu ideal menjadikan bumi menjadi planet yang dapat dihuni.
Namun ternyata daerah di bumi ini tidak memiliki panas yang sama. Hal ini diakibatkan oleh bentuk bumi yang bulat, sehingga terdapat daerah yang lebih dekat dengan matahari dan menerima panas sepanjang tahun adapula daerah yang hanya sedikit menerima panas dari matahari. Hal ini mengakibatkan perbedaan iklim di suatu wilayah. Iklim di suatu wilayah berkaitan erat dengan posisi geografis wilayah tersebut di bumi. Iklim berkaitan erat dengan letak garis lintang dan ketinggian di permukaan bumi. Berikut adalah wiyalah-wilayah tersebut :




Daerah Iklim Tropis
Salah satu pembagian wilayah iklim di dunia adalah wilayah iklim tropis. Wilayah ini terletak antara 23,5⁰ lintang selatan hingga 23,5⁰ lintang utara. Indonesia menjadi salah satu negara beriklim tropis karena Indonesia terletak antara 6⁰ LU dan 6⁰ LS. Hal ini menjadikan Indonesia menerima panas sepanjang tahun.
Di Indonesia, iklim tropis ini tidak lepas dari pengaruh lingkungan geografis Indonesia sendiri. Berada di antara dua benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia, dan dua samudra, yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, menjadikan Indonesia memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Terletak pada daerah khatulistiwa menyebabkan Indonesia memiliki rata-rata suhu harian yang relatif lebih tinggi.
Di daerah iklim tropis terdapat hutan yang disebut sebagai hutan hujan tropis. Yaitu hutan-hutan di daerah 0-10 derajat Lintang Utara dan Lintang Selatan. Hutan ini merupakan hutan yang memiliki kekayaan ekologi paling kaya baik dari segi jumlah makhluk hidup maupun jenisnya. Hutan ini banyak pohon-pohon dengan kanopi yang besar.



Daerah Iklim Subtropis
Pembagian iklim dunia berikutnya adalah bagian dunia yang memiliki iklim subtropis. Daerah ini terletak pada 23,5⁰ hingga 35⁰ Lintang Utara dan 23,5⁰ hingga 35⁰ Lintang Selatan. Salah satu negara yang beriklim subtropis adalah Amerika Serikat.
Negara –negara subtropis memiliki empat musim yang berbeda. Musim-musim tersebut adalah musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin. Keempat musim ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Musim-musim ini dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi. Saat matahari berada diutara, maka Belahan Bumi Utara mengalami musim semi hingga musim panas, sedangkan Belahan Bumi Selatan mengalami musim gugur hingga musim dingin. Disisi lain saat matahari berada di selatan, maka Belahan Bumi Selatan akan mengalami musim semi dan musim panas, sedangakan Belahan Bumi Utara mengalami musim gugur dan musim dingin.  
  
Daerah Iklim Sedang
Daerah iklim berikutnya adalah daerah dengan iklim sedang. Daerah ini terletak antara 35⁰ Lintang Utara hingga 66,5⁰ Lintang Utara dan 35⁰ Lintang Selatan hingga 66,5⁰ Lintang Selatan. Daerah ini bersinggungan langsung dengan iklim kutub sehingga banyak sekali dinamika-dinamika cuaca yang terjadi di wilayah ini baik dari angin, tekanan, hingga badai yang bisa tiba-tiba datang. 


Daerah Iklim Kutub
Iklim yan terakhir adalah iklim kutub atau iklim dingin. Daerah ini terletak diatas 66,5⁰ LU dan 66,5⁰ LS. Daerah ini selalu ditutupi salju dimana hanya lumutlah yang sanggup bertahan hidup disana. Daerah ini disebut juga daerah vegetasi tundra. saat musim dingin, wilayah kutub akan mengalami apa yang disebutdengan Polar Night yaitu dimana matahari tidak akan terbit hingga 6 bulan kedepan. Begitu juga saat musim panas, matahari akan bersinar selama 6 bulan kedepan. Namun jangan salah sangka suhu akan panas, matahari akan terbit hingga tinggi 23,5⁰  saja. Hal ini mengakibatkan suhu akan terjaga dingin. Suhu maksimum di kutub utara bisa mencapai 0⁰ Celcius dan -15⁰ Celcius di kutub selatan. Mengapa kutub Selatan lebih dingin? Karena daerah kutub selatan lebih tinggi daripada kutub utara. Hal ini mengakibatkan suhu akan turun lebih dingin daripada kutub utara.


Rabu, 03 Februari 2016

Mengenal Temperatur Udara


      Temperatur udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara di suatu tempat pada waktu tertentu, yang di penggaruhi oleh banyak atau sedikitnya panas matahari yang di terima bumi. Temperatur udara suatu tempat tidaklah sama meskipun kita tinggal di suatu daerah yang bedekatan misalnya satu provinsi. Perbedaan temperatur udara suatu tempat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1.       Intensitas radiasi matahari
Intensitas radiasi matahari berbanding lurus dengan temperatur suatu daerah. Semakin besar intensitas radiasi matahari suatu daerah akan semakin tinggi pula temperatur daerah tersebut. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah intensitas radiasi matahari suatu daerah akan semakin rendah pula  temperatur daerah tersebut. Intensitas radiasi matahari menentukan jumlah kalor yang di terima suatu daerah. 

        Salah satu faktor yang mempengaruhi Intensitas radiasi matahari suatu tempat adalah sudut datang sinar matahari tersebut. Maka daerah-daerah yang berada di dekat ekuator menjadi daerah yang lebih panas daripada daerah-daerah yang jauh dari ekuator bumi. Hal ini disebabkan sudut datang radiasi matahari pada daerah ekuator adalah 90 derajat. Makin kecil sudut datang radiasi matahari makin kecil pula radiasi yang didapat.

2.       Lama penyinaran matahari
Lama penyinara matahari ditentukan oleh derajat lintang suatu tempat dipermukaan bumi. Semakin lama matahari bersinar di wilayah tersebut maka akan akan semakin hangat tempat tersebut. Panjangnya siang ditentukan panjangnya lintasan matahari diatas cakrawala. Indonesia terletak di lintang rendah (6 °LU – 11 °LS) sehingga rata-rata suhu hariannya cukup tinggi. Lamanya siang hari pada musim panas akan menjadikan musim panas menerima lebih banyak radiasi daripada musim dingin


3.       Albedo radiasi matahari Albedo radiasi matahari adalah prosentase radiasi sinar matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi terhadap radiasi yang diterima bumi. Rata-rata permukaan bumi memantulkan sekitar 30% radiasi yang diterima dari matahari. Albedo tergantung dari jenis-jenis permukaan yang menerima radiasi. Pantulan inilah yang dimanfaatkan untuk pembuatan citra satelit karena awan memantulkan lebih banyak radiasi daripada bumi sehingga dapat dengan mudah diketahui daerah-daerah mana yang memilik potensi hujan lebih tinggi. Ketika albedo meningkat maka akan energi matahari yang diterima bumi akan berkurang. Sedangkan saat albedo mengecil maka energi matahari akan bertambah.

4.       Ketinggian

Semakin tinggi suatu daerah akan semakin rendah suhu daerah tersebut. Hal ini dikenal dengan Environmental Lapse Rate (ELR). ELR suatu tempat dapat berubah-ubah, namun rata-rata ELR adalah 0,5⁰ tiap 100 meter hingga ketinggian 11-12 kilometer (troposfer). Di indonesia, meskipun dikenal dengan daerah tropis, juga memiliki daerah bersalju yaitu  daerah Pegunungan Jaya Wijaya.

5.       Topografi
Topografi permukaan bumi dibedakan menjadi 2 yaitu daratan dan perairan. Perbedaan pemanasan antara daratan dan perairan menjadikan hal yang penting untuk dibahas karena permukaan bumi memanaskan udara diatasnya. Untuk memahami variasi temperatur udara, terlebih dahulu kita harus memahami sifat-sifat pemanasan dari daratan dan perairan.

5.1.    Daratan
Daratan memiliki sifat yaitu lebih cepat mengalami kenaikan dan penurunan suhu. Daratan akan lebih cepat dalam menerima panas begitu pula lebih cepat dalam melepas suhu daripada perairan. Sehingga variasi suhu permukaan daratan akan lebih besar daripada perairan
Urban Heat Island adalah istilah yang digunakan untuk menjuluki wilayah perkotaan yang lebih panas daripada wilayah perdesaan. Penyebab terjadinya Urban Heat Island  adalah :
5.1.1.  Struktur Bangunan Perkotaan
Di perkotaan lebih banyak bangunan-bangunan dengan menggunakan beton dan aspal yang sangat mudah menyerap dan menyimpan panas daripada tumbuh-tumbuhan dan tanah. Pada malam hari, saat suhu udara mulai dingin, beton dan aspal akan melepas panas yang terakumulasi selama siang hari sehingga menjaga suhu perkotaaan tetap hangat.
5.1.2.  Limbah panas
Limbah panas adalah limbah yang dikeluarkan oleh AC, pabrik-pabrik, industri, pembangkit listrik dan transportasi. Energi-energi yang dikeluarkan oleh benda-benda tersebut menghasilkan panas yang tersimpan dalam perkotaan.
5.1.3.  Polusi udara
Polusi udara yang dikeluarkan kendaraan, industri, dan pabrik akan menambah gas-gas yang sanggup untuk mengikat panas di wilayah perkotaan. Polusi tersebut terakumulasi di wilayah perkotaan sehingga suhu wilayah perkotaan akan tetap hangat.
5.2.    Perairan
Perairan memiliki sifat yang berbeda dengan daratan. Perairan cenderung lebih lambat untuk menerima dan melepaskan panas. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi lambatnya pemanasan air :
5.2.1.  Transparansi Air
Tranparansi air membuat sinar radiasi matahari bisa menembus hingga beberapa meter. Hal ini mengakibatkan, dalam satu waktu, radiasi matahari akan memanaskan air dalam jumlah yang besar, sehingga radiasi akan terdistribusi hingga kedalaman tertentu yang mengakibatkan lambatnya kenaikan suhu air. Berbeda dengan daratan yang hanya bagian permukaanya saja yang dipanaskan.
5.2.2.  Konveksi
Konveksi adalah perpindahan kalor yang terjadi pada fluida baik air maupun udara. Konveksi ditandai dengan adanya zat-zat yang ikut bergerak seiring dengan perpindahan kalor. Dalam hal ini air saat menerima panas dari matahari akan mengalami perpindahan dari air yang lebih hangat dekat permukaan menuju air yang dingin di bawah permukaan. Maka terjadilah pergerakan air secara vertikal di dalam air. Hal ini menyebabkan lambatnya kenaikan suhu air.
5.2.3.  Kalor Spesifik
Kalor spesifik adalah jumalh kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan 1⁰ C suatu benda. Kalor spesifik air lebih besar daripada daratan sehingga kenaikan suhunya akan lebih lama.

5.2.4.  Evaporasi
Evaporasi adalah perubahan wujud zat cair men
jadi udara. Saat sinar matahari mengenai air maka sebagian air akan berubah menjadi uap. Sehingga air yang lebih hangat akan berubah menjadi uap. Sehingga yang tersisa adalah air yang dingin.
6.       Tutupan Awan
Awan berfungsi sebagai penghalang sinar matahari yang masuk ke bumi. Seperti yang dijelaskan diatas, awan yang memiliki albedo yang tinggi akan memantulkan sebagian besar sinar matahari yang diterima menuju langit. Jika suatu daerah diselimuti awan, maka energi yang diterima bumi akan menjadi sedikit. Hal ini mengakibatkan daerah-daerah yang diselimuti awan pada siang hari maka akan memiliki suhu yang lebih dingin. Sehingga temperatur udarasiang hari pada saat berawan akan lebih dingin.
Pada malam hari, daerah berawan akan menangkap radiasi sinar matahari yang dipantulkan bumi. Maka sebagian panas bumi yang sebarusnya hilang akan ditangkap oleh awan dan menjaga suhu bumi tetap hangat. Sehingga suhu bumi akan lebih dingin saat malam hari tidak ada awan daripada diselimuti awan.