Selasa, 31 Mei 2016

Angin Penerbangan

Beberapa waktu lalu, di awal bulan Mei, dunia penerbangan di Indonesia di kagetkan dengan dua kejadian alam yang mengakibatkan kecelakaan. Pada tanggal 4 Mei 2016, maskapai Etihad Airways dengan nomor penerbangan EY 474 yang membawa jamaah Umrah dengan rute Abu Dhabi – Jakarta mengalami turbulensi. Tiga hari berselang, turbulensi juga terjadi pada maskapai Hongkong Airlines pada tanggal 7 mei 2016 dengan rute Denpasar – Hongkong saat berada mengudara di Kalimantan. Kedua pesawat ini mengalami turbulensi di udara yang menyebabkan guncangan hebat di dalam kabin pesawat. Memang tidak ada korban jiwa dalan dua insiden ini, namun tercatat sebanyak 31 penumpang Etihad Airways mengalami cedera begitu pula dengan 17 penumpang Hongkong Airlines.
Kedua kejadian ini tentu menjadi perbincangan serius di kalangan pengamat dunia penerbangan dan para pilot. Hal ini disebabkan dekatnya rentang waktu antara dua kejadian ini. Ditambah lagi dengan banyaknya korban yang terkena musibah ini. turbulensi ini menjadi indikasi bahwa angin menjadi salah satu yang sangat diperhitungkan dalam dunia penerbangan. Tidak hanya saat mengudara, angin menjadi faktor krusial pada saat take off dan landing. Selain turbulensi, sebenarnya terdapat pula angin-angin lain yang memiliki dampak baik positif maupun negatif pada penerbangan.
HEADWIND
Pada saat take off dan landing, angin dimanfaatkan untuk menambah gesekan dengan badan pesawat. Angin  ini berhembus dari muka pesawat atau dinamakan headwind. Pada saat take off, headwind berfungsi untuk menambah gesekan angin dengan sayap pesawat. Saat gesekan ini besar, maka akan meningkatkan gaya angkat pesawat yang akan memudahkan pesawat untuk lepas landas. Hal ini sangat diharapkan oleh para pilot agar sebelum pesawat mencapai ujung landasan, pesawat sudah mengudara dan menghindarkan dari kecelakaan.
Pada saat landing, headwind akan menambah gesekan dengan badan pesawat yang membuat pesawat akan berhenti sebelum runway mencapai ujung yang akan  menghindarkan pesawat dari kecelakaan akibat tergelincir di ujung landasan.
TAILWIND
Di sisi lain terdapat angin yang berhembus dari ekor pesawat. Angin ini dinamakan tailwind. Tailwind ini patut dihindari oleh pilot karena tailwind berkebalikan dengan headwind. Saat pesawat akan take off, tailwind akan mengurangi gesekan angin dengan sayap pesawat yang beresiko membuat pesawat kehilangan gaya angkatnya yang beresiko membuat pesawat belum mengudara saat landasan berakhir. Begitu pula saat landing, tailwind akan mengurangi gesekan angin dengan badan pesawat yang beresiko pesawat akan tergelincir keluar hingga ujung landasan.





HEADWIND
TAILWIND
GROUNDRUN
PENDEK
PANJANG
GROUNDSPEED
RENDAH
TINGGI
CLIMB ANGLE
CURAM
LANDAI
DIRECTIONAL CONTROL
BETTER
WORSE
TAKE OFF PERFORMANCE SAAT HEADWIND DAN TAILWIND

HEADWIND
TAILWIND
GROUNDRUN
SHORTER
LONGER
GROUNDSPEED
LOWER
HIGHER
DESCENT ANGLE
STEEPER
SHALLOWER
DIRECTIONAL CONTROL
BETTER
WORSE
LANDING PERFORMANCE SAAT HEADWIND DAN TAILWIND
Meskipun demikian, angin-angin ini memiliki manfaat dan kekurangan yang berbeda. Headwind kurang bermanfaat bagi pesawat saat berada diudara, terutama pesawat dengan rute perjalanan yang cukup jauh. Hal ini dikarenakan pesawat akan memakan banyak bahan bakar untuk melawan hembusan angin dari muka pesawat. Sedangkan tail wind dimanfaatkan pada saat pesawat sudah mengudara untuk megurangi kebutuhan bahan bakar. Pesawat yang mendapatkan tailwind akan mendapat dorongan dari ekor pesawat sehingga mengurangi kerja mesin. Tailwind sangat bermanfaat bagi pesawat dengan rute perjalanan yang jauh.
CROSSWIND
Selain headwind dan tailwind, adapula angin yang berembus dari samping pesawat yaitu crosswind. Crosswind adalah angin yang harus diwaspadai oleh para pilot baik pada saat take off maupun landing. Crosswind dapat mengakibatkan pesawat tergelincir ke samping runway. Jika crosswind ini cukup kuat dan terjadi dengan tiba-tiba, bukan tidak mungkin pesawat akan oleng sehingga sayap pesawat akan patah dan mengakibatkan kecelakaan yang lebih besar. Untuk mengatasi crosswind, dibutuhkan kemampuan dan pengalaman dari seorang pilot.
Crosswind tidak selalu berhembusdari samping secara tegak lurus. Crosswind dapat juga berhembus dari sisi depan-samping terhadap arah haluan pesawat. Untuk mengatasi crosswind ini, pilot perlu mengetahui komponen mana yang lebih besar antara headwind dan tailwind. Jika tailwind lebih besar, maka pilot akan mengganti arah runway-nya sehingga lebih besar headwind yang diterimanya.


Salah satu angin lain yang menyebabkan banyak kecelakaan adalah windshear atau angin gradien. Angin ini adalah angin yang berubah baik arah maupun kecepatannya dalam waktu yang singkat dan wilayah yang kecil. Angin ini mengakibatkan pesawat kehilangan gaya angkatnya. Angin ini sangat membahayakan terutama pada saat take off dan landing karena arah angin daat berubah 180 derajat sehingga mengacaukan baik kecepetan maupun gaya angkat pesawat. Pesawat akan mengalami kenaikan atau penurunan kecepatan yang tiba-tiba yang sering mengakibatkan kecelakaan.